Modul Akuntansi Manajemen - BAB 8 - MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN
BAB 8
MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN
Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam
manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi semakin ketat dan
pelanggaran terhadapnya dapat menyebabkan denda yang besar. Mengingat biaya
untuk mematuhi peraturan tentang lingkungan juga cukup besar maka perlu dipilih
metode yang paling murah dalam memenuhinya. Oleh karenanya biaya lingkungan
harus diukur dan diidentifikasi penyebab utamanya. Selain itu, keberhasilan
perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan menjadi isu yang semakin
kompetitif dan menjadi tak terpisahkan dengan tujuan bisnis perusahaan.
Manfaat Ekoefisiensi
Untuk memahami manajemen biaya lingkungan, kita perlu memahami konsep
ekoefisiensi. Pada intinya, ekoefisiensi menyatakan bahwa organisasi dapat
menghasilkan barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara bersamaan
mengurangi dampak lingkungan yang negatif, konsumsi sumber daya, dan biaya.
Ekoefisiensi mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi ekonomi berasal dari
perbaikan kinerja lingkungan. Beberapa penyebab dan insentif untuk ekoefisiensi
antara lain:
■ Permintaan pelanggan atas produk yang lebih bersih.
■ Pegawai yang lebih baik dan produktivitas yang lebih besar.
■ Biaya modal dan biaya asuransi yang lebih rendah.
■ Keuntungan sosial yang signifikan sehingga citra perusahaan menjadi lebih
baik.
■ Inovasi dan peluang baru.
■ Pengurangan biaya dan keunggulan bersaing.
Biaya lingkungan dapat merupakan persentase yang signifikan dari biaya
operasional total. Melalui manajemen yang efektif, banyak dari biaya-biaya ini yang
dapat dikurangi atau dihapuskan. Untuk melakukannya, diperlukan informasi biaya
lingkungan yang menuntut manajemen untuk mendefinisikan, mengukur,
mengklasifikasikan, dan membebankan biaya lingkungan kepada proses, produk dan
objek biaya lainnya. Biaya lingkungan dilaporkan sebagai sebuah kelompok terpisah
agar manajer dapat melihat pengaruhnya terhadap profotabilitas perusahaan.
Model Biaya Kualitas Lingkungan
Salah satu pendekatan yang digunakan adalah model biaya kualitas
lingkungan. Dalam model kualitas lingkungan total, kondisi ideal adalah tidak adanya
kerusakan lingkungan; kerusakan dianggap sebagai degradasi langsung dari
lingkungan (misalnya polusi air dan udara) atau degradasi tidak langsung (misal
penggunaan bahan baku dan energi yang tidak perlu). Biaya lingkungan didefinisikan
sebagai biaya-biaya yang terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau
karena kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Oleh karenanya biaya
lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi:
■ Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention cost), yaitu biaya-
biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah
dan/atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh:
biaya seleksi pemasok, seleksi alat pengendali polusi, desain proses dan
produk, training karyawan, dll.
■ Biaya deteksi lingkungan (environmental detection cost), yaitu biaya-biaya
untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, dan
aktivitas lainnya telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku/tidak.
Contoh: biaya audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan proses,
pelaksanaan pengujian pencemaran, pengukuran tingkat pencemaran, dll.
■ Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure cost),
yaitu biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya
limbah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Contoh: biaya operasional
peralatan pengurang/penghilang polusi, pengolahan dan pembuangan limbah
beracun, pemeliharaan peralatan, daur ulang sisa bahan, dll.
■ Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure cost),
yaitu biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas
limbah/sampah ke dalam lingkungan.
1. Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized external failure cost),
yaitu biaya yang dialami dan dibayar oleh perusahaan. Contoh: biaya
membersihkan danau/tanah yang tercemar atau minyak yang tumpah,
penyelesaian klaim kecelakaan pribadi, hilangnya penjualan karena
reputasi lingkungan yang buruk, dll.
2. Biaya kegagalan ekternal yang tidak direalisasikan/biaya sosial (unrealized
external failure cost/social cost), yaitu biaya sosial yang disebabkan oleh
perusahaan tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan.
Contoh: biaya perawatan medis karena kerusakan lingkungan, hilangnya
lapangan pekerjaaan karena polusi, rusaknya ekosistem, dll.
Pelaporan biaya lingkungan menjadi penting jika perusahaan serius untuk
memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya.
Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori memberikan dua hasil yang penting,
yaitu: (1) dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas, dan (2) jumlah relatif yang
dihabiskan untuk setiap kategori. Dari sudut pandang praktis, biaya lingkungan akan
menerima perhatian manajemen hanya jika jumlahnya signifikan. Dalam
kenyataannya, biaya lingkungan dapat secara signifikan mempengaruhi profitabilitas
perusahaan. Laporan biaya juga menyediakan informasi yang berhubungan dengan
distribusi relatif dari biaya lingkungan.
Biaya kegagalan lingkungan dapat dikurangi dengan menginvestasikan lebih
banyak aktivitas-aktivitas pencegahan dan deteksi. Dimungkinkan bahwa model
pengurangan biaya lingkungan akan berperilaku serupa dengan model biaya kualitas
total, yaitu bahwa biaya lingkungan yang terendah diperoleh pada titik kerusakan nol,
sama seperti titik cacat nol pada model biaya kualitas total. Pengetahuan akan biaya
lingkungan dan hubungannya dengan produk dapat menjadi sebuah insentif untuk
melakukan inovasi dan meningkatkan efisiensi.
Membebankan Biaya Lingkungan
Produk dan proses merupakan sumber biaya lingkungan. Proses produksi
dapat menciptakan residu/limbah padat, cair dan gas yang selanjutnya dilepas ke
lingkungan dan berpotensi merusak lingkungan. Setelah produk dijual, penggunaan
dan pembuangannya oleh pelanggan juga dapat mengakibatkan kerusakan
lingkungan. Biaya lingkungan pasca pembelian (environmental postpurchase cost)
semacam ini sering kali ditanggung oleh masyarakat, dan bukan oleh perusahaan,
sehingga merupakan biaya sosial.
Perusahaan harus dapat menentukan bagaimana membebankan biaya
lingkungan ke produk dan proses. Beberapa hal perlu mendapat perhatian.
1. Biaya lingkungan penuh atau biaya privat penuh
■ Biaya lingkungan penuh (full environmental costing) adalah pembebanan
semua biaya lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial, ke
produk. Biaya penuh memerlukan pengumpulan data dari pihak di luar
perusahaan.
■ Biaya privat penuh (full private costing) adalah pembebanan biaya privat
ke produk individual. Biaya lingkungan yang disebabkan oleh proses
internal perusahaan dibebankan ke produk. Biaya privat menggunakan
data yang dihasilkan di dalam perusahaan.
Pembebanan biaya lingkungan secara tepat dapat digunakan untuk
mengetahui profitabilitas suatu produk dan memungkinkan peluang perbaikan
dalam desain produk, efisiensi ekonomi, dan kinerja lingkungan.
2. Biaya lingkungan berbasis fungsi atau berbasis aktivitas
■ Penghitungan biaya berbasis fungsi membentuk suatu kelompok biaya
lingkungan dan menghitung tingkat/tarifnya dengan menggunakan
penggerak tingkat unit seperti jumlah jam tenaga kerja atau jam mesin.
Biaya lingkungan dibebankan ke setiap produk berdasarkan pemakaian
jam tenaga kerja atau jam mesin. Pendekatan ini cukup memadai untuk
produk yang relatif homogen, namun untuk banyak produk yang
bervariasi, pendekatan berbasis fungsi ini dapat mengakibatkan distrorsi
biaya, misalnya jika ternyata dari sekian banyak produk, hanya satu jenis
produk yang menghasilkan emisi maka biaya lingkungan seharusnya
hanya dibebankan pada produk yang bersangkutan.
■ Penghitungan berbasis aktivitas membebankan biaya ke aktivitas
lingkungan dan kemudian menghitung tingkat/tarif aktivitas. Tingkat ini
digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke produk berdasarkan
penggunaan aktivitas. Untuk perusahaan yang menghasilkan beragam
produk, pendekatan berbasis aktivitas lebih tepat digunakan.
Penilaian Biaya Siklus Hidup
Biaya produk lingkungan dapat menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan
pembenahan produk perusahaan. Pembenahan produk meliputi praktik mendesain,
membuat, mengolah, dan mendaur ulang produk untuk meminimalkan dampak
buruknya terhadap lingkungan. Untuk meningkatkan pembenahan produk dilakukan
penilaian siklus hidup (life cycle), yaitu pengidentifikasian pengaruh lingkungan dari
suatu produk selama siklus hidupnya dan kemudian mencari peluang untuk
memperoleh perbaikan lingkungan. Penilaian siklus hidup membebankan biaya dan
keuntungan pada pengaruh lingkungan dan perbaikan.
Siklus hidup suatu produk meliputi: (1) ekstraksi sumber daya, (2) pembuatan
produk, (3) penggunaan produk, serta (4) daur ulang dan pembuangan. Pengemasan
produk merupakan bagiansiklus hidup produk yang sering tidak disebutkan. Sudut
pandang siklus hidup semacam ini menggabungkan sudut pandang pemasok,
produsen dan pelanggan. Penilaian biaya siklus hidup merupakan bagian mendasar
dari penilaian siklus hidup. Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke
dampak lingkungan dari beberapa desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari
penggunaan bahan baku, energi yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang
berasal dari manufaktur produk.
Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal:
1. Analisis persediaan (inventory analysis): memberikan perincian bahan baku,
energi, dan pelepasan ke lingkungan dari suatu produk.
2. Analisis dampak (impact analysis): menilai pengaruh lingkungan dari
beberapa desain dan memberikan peringkat relatif/penilaian biaya dari
pengaruh-pengaruh tersebut.
3. Analisis perbaikan (improvement analysis): bertujuan untuk mengurangi
dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh analisis persediaan dan dampak.
Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan Berbasis Strategi
Jika paradigma ekoefisiensi diterima, maka perspektif lingkungan dapat
diterima sebagai perspektif tambahan dalam Balanced Scorecard karena perbaikan
kinerja lingkungan dapat menjadi sumber dari keunggulan bersaing. Sistem
manajemen berbasis strategi menyediakan kerangka kerja operasional untuk
memperbaiki kinerja lingkungan.
Perspektif lingkungan memiliki lima tujuan utama, yaitu: (1) meminimalkan
penggunaan bahan baku atau bahan yang masih asli; (2) meminimalkan penggunaan
bahan berbahaya; (3) meminimalkan kebutuhan energi untuk produksi dan
penggunaan produk; (4) meminimalkan pelepasan limbah padat, cair, dan gas; dan (5)
memaksimalkan peluang untuk daur ulang.
Manajemen berbasis aktivitas menyediakan sistem operasional yang
menghasilkan perbaikan lingkungan. Aktivitas lingkungan diklasifikasikan sebagai
aktivitas bernilai tambah (value added) dan tidak bernilai tambah (nonvalue added).
Kunci dari pendekatan lingkungan ini adalah mengidentifikasi akar penyebab
aktivitas tak bernilai tambah kemudian mendesain ulang produk serta proses untuk
meminimalkan dan akhirnya menghilangkan aktivitas tak bernilai tambah tersebut.
Perbaikan keuntungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang
signifikan. Hal ini berarti bahwa perusahaan telah mencapai trade off yang
menguntungkan antara aktivitas kegagalan dan aktivitas pencegahan. Jika keputusan
ekoefisien yang dibuat, maka total biaya lingkungan harus terhapus bersamaan
dengan perbaikan kinerja lingkungan. Hal ini bisa diukur dengan menggunakan tren
biaya lingkungan tak bernilai tambah dan tren total biaya lingkungan, yaitu dengan:
(1) mempersiapkan laporan biaya lingkungan yang tak bernilai tambah dari periode
berjalan dan membandingkannya dengan periode sebelumnya, atau (2) menghitung
biya lingkungan total sebagai persentase penjualan dan menelusuri nilai ini selama
beberapa periode. Modul akutansi manajemen - LINK SOURCE PDF - http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mimin%20Nur%20Aisyah,%20M.Sc.,%20Ak./Modul%20Akuntansi%20Manajemen%202007.pdf - asli
Modul pembelelajaran dengan menggunakan media internet ini sengaja dibuat atau dipostkan dengan maksud untuk membantu anda sekalian dalam menemukan materi yang berkaitan dengan akuntansi manajemen, seperti yang akan anda pelajari di bangku kuliah maka ada baiknya anda membaca sendiri tentang materi lengkap akuntansi manajemen ini untuk memulai start atau langkah awal anda, sehingga anda dapat dengan mudah mengikuti proses belajar di kampus dan menggali lebih dalam lagi ilmu akuntansi manajemen ini, file asli dalam rangkuman ini sebenarnya bertipekan filepdf yang mana dapat di download lengkap ( akan disebutkan sourcenya pada akhir postingan ), sehingga memudahkan anda apabila anda ingin mencetaknya dan menjadikannya buku pegangan, sehingga lebih hemat apabila dibandingkan dengan anda membeli buku , namun alangkah baiknya apabila anda mempunyai lebih dari satu pegangaan,selamat membaca dan semoga sukses dengan pilihan jurusan anda dan pilihan materi yang anda baca tentang akuntansi manajemen ini, selamat beraktifitas.
belajar akuntansi, akuntansi manajemen lengkap, akuntansi jurusan, jurusan akuntansi, modul lengkap akuntansi, mari belajar manajemen akuntansi, manajemen dan akuntansi, materi kuliah akuntansi, cara belajar akuntansi, tentang akuntansi , pilihan akuntansi, macam macam akuntansi, manajemen akuntansi kuliah, sks manajemen akuntansi, akuntansi manajemen dan kuliah, universitas akuntansi manajemen, belajar cepat akuntansi manajemen, akuntansi manajemen lengkap, pdf akuntansi manajemen, modul manajemen akuntansi, jurusan modul manajemen akuntansi, dowdnload artikel tentang akuntansi, materi akuntansi manajemen, materi lengkap akuntansi manajemen untuk kuliah, materi kuliah akuntansi manajemen.
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-2-konsep.htmlhttp://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-3.htmlhttp://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-majemen-bab-4-biaya.html
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-5.html
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-12.html
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-8.html
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-13.html
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-6-analisa.html
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-1-peran.html
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-11.html
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-9.html
http://droidxxx.blogspot.com/2014/12/modul-akuntansi-manajemen-bab-7-biaya.html
PDF EMBED
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R.N., dan Govindarajan, V. 2001. Management Control Systems. Tenth
Edition. New York: McGraw-Hill Irwin.
Garrison dan Noren. 2006. Managerial Accounting. Eleventh Edition. Mc Graw Hill.
Hansen, D.R., dan Mowen, M.M. 2005. Managerial Accounting. Seventh Edition.
Cincinnati: South-Western College Publishing (HM).
Rayburn, L.G. Akuntansi Biaya: dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen
Biaya. Edisi 6. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Rayburn, L.G. Akuntansi Biaya: dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen
Biaya. Edisi 6. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sugiri, S., dan Sulastiningsih. 2004. Akuntansi Manajemen: Sebuah Pengantar. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Young, M.S. 2001. Readings in Management Accounting. Englewood Cliffs: Prentice
Hall.